Sunday, September 6, 2009

Photo Session Bersama Tamu Kami 26 Delegasi Hongkong di Istana Bogor

Menjelaskan Pusat Studi Pesantren di International Workshop: Religious Fundamentalism and Reading Our Sacred Text

Dialog/Diskusi dengan Consuler USA Embassy di Komplek Pesantren Al-Falak Pagentongan


Sangat bangga dan bahagia melihat keluarga besar Bani Falak beserta para santri selalu mendapat tamu mancanegara sehingga kami berkesempatan baik menyampaikan pesan luhur tentang Islam Indonesia khususnya di pesantren as Islam with the smiling face and our commitment in seeding, building and promoting peaceful Islam to all people and to communities

Thursday, July 9, 2009

Achmad Ubaidillah di wawancara di Kuala Lumpur

Out to spread the positive values


Saturday July 22, 2006
Out to spread positive values

KUALA LUMPUR: Four visionary young people will travel to six countries next month, with one goal in mind – to spread the word on diversity and pluralism.
The initiators of a social activist movement called Positive Movement, which is based in Jakarta and managed by 11 university students, are in Kuala Lumpur to promote two youth camps planned for next year. Students Ignatia Widhiharsanto, 24, Inayah Wahid, 23, Suseno Dwinanto, 24, and Achmad Ubaidillah, 26, started the movement a year ago in view of the rising social problems in their country.

YOUNG VISIONARIES: (From left) Inayah, Suseno, Ignatia and Achmad smiling as they talk to newsmen about their goal of spreading the word on diversity in Kuala Lumpur on Thursday.Inayah, daughter of former Indonesian president Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, has seen the problems get worse over the years and thinks that the younger generation should be more involved.

“It is an urgent matter because if Indonesia still has the same problems in 15 years’ time, there won't be an Indonesia to speak of,” said Inayah, an Indonesian studies major at the University of Indonesia. “Our organisation is trying to spread positive values through community development projects such as last year's sahur (the early morning meal) programme, where we collected food for families waiting for their relatives in hospitals,” said Achmad.

The four university mates will fly to Bangkok, Siem Reap, Hanoi, Phnom Penh and Vientiane in the next four weeks to talk to youth organisations about two camps they are holding next year. A camp for Indonesian youths will be held in January next year, and in June youths from South-East Asia will congregate in Bali for a camp with a similar theme. The project, themed In Diversity We Unite, aims to persuade youths to be active in pluralism and peace, and to encourage unity among people of different cultural and social backgrounds.The star newspaper

Achmad Ubaidillah dan PPP

Achmad Ubaidillah Fokus Pendidikan

Bogor - Motivasi awal Achmad Ubaidillah terjun dalam proses pencalonan anggota legislatif DPRD Kota Bogor adalah karena ingin terlibat dalam proses pembuatan kebijakan di Kota Bogor. “Terus terang, sebagai kaum muda Kota Bogor, saya ingin sedikit memberikan pemikiran dan kontribusi tenaga dan pikiran saya untuk Kota Bogor. Saya ingin ikut serta melakukan perbaikan di segala bidang melalui DPRD Kota Bogor,” papar caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk daerah pemilihan 4 Kecamatan Bogor Barat bernomer urut 1 ini kepada Jurnal Bogor kemarin.
Menurut aktifis LSM ini, apabila dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bogor, ia akan memfokuskan pengembangan potensi pendidikan terutama pengembangan pesantren. “Alokasi APBD untuk pendidikan perlu ditambah. Selain itu, pemberdayaan pesantren harus lebih diperhatikan,” ujarnya.
Achmad menambahkan, dirinya juga sangat peduli pada pengembangan potensi pemuda. “Saya berusaha hadir dan terlibat dalam kegiatan pelajar karena mereka mempunyai potensi strategis. Kreatifitas pemuda dan pelajar sangat besar dan idealisme mereka juga masih tinggi. Itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,” paparnya.
Saat ini Achmad tengah melakukan sosialisasi daerah pemilihannya. “Saya melakukan silaturahmi ke pesantren-pesantern yang memang merupakan komunitas awal saya,” pungkasnya. Jurnal bogor

Achmad Ubaidillah mendapat tamu 26 delegasi China

Mahasiswa Cina Sambangi Bogor


Bogor - Pertanyaan-pertanyaan cerdas dilontarkan beberapa mahasiswa delegasi Cina yang hadir di Ruang Tamu Balaikota, Jumat (22/05) kemarin. Mahasiswa Universitas Hongkong tersebut mendapat kesempatan untuk berdialog dengan Walikota Bogor yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bogor Aim Halim Permana.
Bagaimana tentang kehidupan bangsa Tionghoa di Indonesia terutama di Kota Bogor, adalah salah satu pertanyaan yang dilontarkan mereka. Mereka ingin mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat Cina yang mengadu nasib di Indonesia. Mereka juga mempertanyakan tentang bahasa yang digunakan serta dialek bahasa daerah di Kota Bogor yang beraneka ragam. Bahkan, mereka juga bertanya soal banyaknya anak jalanan yang mereka lihat di pinggir-pinggir jalan Kota Bogor.
Menurut Aim, kondisi warga keturunan Tionghoa di Kota Bogor secara ekonomi cukup bagus dan tidak terjadi diskriminasi agama, mereka telah mendukung program pembangunan nasional dan pembangunan daerah. “Kami selalu bersanding bersaudara dengan berbagai agama dalam menjalankan kehidupan agama masing-masing,” ujar Aim.
Kunjungan ke 26 mahasiswa Universitas Hongkong yang dipimpin oleh Miss Ava tersebut difasilitasi oleh Rotary Club Semanggi, untuk lebih mengenal kehidupan masyarakat Indonesia yang kaya akan adat istiadat serta perbedaan agama. Untuk itu, selama dua hari ini mereka akan tinggal di Pondok Pesantren Al Falak, Pegentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
“Selama dua hari, mereka akan melihat dan mengalami sendiri bagaimana kehidupan pesantren di Al Falak. Karena pengalaman itu akan didapat kalau mereka mengalaminya langsung,” ujar Koordinator Pusat Studi Pesantren Kota Bogor Achmad Ubaidilah kepada Jurnal Bogor di sela-sela acara penerimaan rombongan.
Selama menginap dua hari di Pondok Pesantren Al Falak, kata Ubaidillah, rombongan delegasi Cina akan melakukan berbagai kegiatan. “Besok (hari ini, red) mereka akan mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Falak. Selain itu, mereka juga akan kami ajak berdialog dengan pelajar Ponpes Al Falak. Kami mengharapkan, dengan kunjungan ini mereka bisa menilai sendiri bagaimana kehidupan beragama di Indonesia,” tuturnya.

Irma Maghfirany. Jurnal bogor

Achmad Ubaidillah mendapat undangan konferensi intrenasional di UI

Diikuti 14 Negara Luar Negeri
PSP Ikuti Konferensi Internasional Peringati KAA

LOJI – KEHORMATAN kembali ditorehkan elemen sosial di Kota Bogor. Ya, Pusat Studi Pesantren (Center for Pesantren Studies) yang berpusat di Pondok Pesantren Al Falaq Kelurahan Loji Kecamatan Bogor Barat memperoleh kehormatan menghadiri Kegiatan Konferensi Internasional memperingati konferensi Asia-Afrika (KAA) di Universitas Indonesia Depok.

Selanjutnya, peserta akan berangkat ke negara-negara luar peserta Konfrensi KAA seperti Malaysia.

Acara ini dilaksanakan organisasi nasional yang memiliki reputasi internasional bernama Indonesian Conference on Religion and Peace pimpinan Prof Dr Musdah Mulia bekerja sama dengan beberapa organisasi masyarakat sipil di Asia dan Afrika untuk memperingati KAA.

Sedangkan tema yang diambil dalam acara itu yakni Diversity in Globalishend Society: The Challenge of Globalisation for Living Diversity, Contributions of Africa and Asia to a Sustainable World.

Konferensi Internasional ini diikuti peserta terbatas dari beberapa negara Asia-Afrika. Beberapa intelektual, aktivis dan penggiat demokrasi dari Indonesia, India, Malaysia, Denmark, Thailand, Cina, Lebanon, Papua New Guinee, Tunisia, Filipina, Prancis, Jepang, Vietnam, turut terlibat aktif dalam konferensi tersebut.

Direktur Pusat Studi Pesantren Achmad Ubaidillah mengatakan, dari kegiatan ini pihaknya bisa memperoleh wawasan dan pengalaman yang berbeda-beda dari berbagai intelektual, aktivis, dan penggiat demokrasi yang hadir.

“Banyak hal yang kita peroleh terutama mengenai fenomena umum seputar permasalahan, solusi, inovasi strategi dan rencana aksi yang perlu dilakukan oleh kalangan civil society di Asia Afrika dalam menyikapi keberagaman di suatu masyarakat, bangsa atau negara serta berupaya memberdayakan keberagaman di masyarakat menjadi hal positif bagi masyarakat luas,” kata Ubaidillah.

Terkait dengan permasalahan di atas, tambah dia, problem kemiskinan, kerusakan lingkungan, fundamentalisme agama yang mengabaikan nilai-nilai moralitas dan etika agama, konflik sosial yang bernuansa Sara, korupsi, diskriminasi gender serta berbagai problem kemanusiaan lainnya merupakan fenomena umum yang terjadi dewasa ini khususnya di era globalisasi.

“Makanya kita akan bekumpul kembali untuk menyamaikan persespi terutama mencari solusi bagi persoalan-persoalan tersebut. Dalam waktu dekat peserta akan diundang negara-negara luar negeri,” pungkasnya. (dei) Radar bogor