Diikuti 14 Negara Luar Negeri
PSP Ikuti Konferensi Internasional Peringati KAA
LOJI – KEHORMATAN kembali ditorehkan elemen sosial di Kota Bogor. Ya, Pusat Studi Pesantren (Center for Pesantren Studies) yang berpusat di Pondok Pesantren Al Falaq Kelurahan Loji Kecamatan Bogor Barat memperoleh kehormatan menghadiri Kegiatan Konferensi Internasional memperingati konferensi Asia-Afrika (KAA) di Universitas Indonesia Depok.
Selanjutnya, peserta akan berangkat ke negara-negara luar peserta Konfrensi KAA seperti Malaysia.
Acara ini dilaksanakan organisasi nasional yang memiliki reputasi internasional bernama Indonesian Conference on Religion and Peace pimpinan Prof Dr Musdah Mulia bekerja sama dengan beberapa organisasi masyarakat sipil di Asia dan Afrika untuk memperingati KAA.
Sedangkan tema yang diambil dalam acara itu yakni Diversity in Globalishend Society: The Challenge of Globalisation for Living Diversity, Contributions of Africa and Asia to a Sustainable World.
Konferensi Internasional ini diikuti peserta terbatas dari beberapa negara Asia-Afrika. Beberapa intelektual, aktivis dan penggiat demokrasi dari Indonesia, India, Malaysia, Denmark, Thailand, Cina, Lebanon, Papua New Guinee, Tunisia, Filipina, Prancis, Jepang, Vietnam, turut terlibat aktif dalam konferensi tersebut.
Direktur Pusat Studi Pesantren Achmad Ubaidillah mengatakan, dari kegiatan ini pihaknya bisa memperoleh wawasan dan pengalaman yang berbeda-beda dari berbagai intelektual, aktivis, dan penggiat demokrasi yang hadir.
“Banyak hal yang kita peroleh terutama mengenai fenomena umum seputar permasalahan, solusi, inovasi strategi dan rencana aksi yang perlu dilakukan oleh kalangan civil society di Asia Afrika dalam menyikapi keberagaman di suatu masyarakat, bangsa atau negara serta berupaya memberdayakan keberagaman di masyarakat menjadi hal positif bagi masyarakat luas,” kata Ubaidillah.
Terkait dengan permasalahan di atas, tambah dia, problem kemiskinan, kerusakan lingkungan, fundamentalisme agama yang mengabaikan nilai-nilai moralitas dan etika agama, konflik sosial yang bernuansa Sara, korupsi, diskriminasi gender serta berbagai problem kemanusiaan lainnya merupakan fenomena umum yang terjadi dewasa ini khususnya di era globalisasi.
“Makanya kita akan bekumpul kembali untuk menyamaikan persespi terutama mencari solusi bagi persoalan-persoalan tersebut. Dalam waktu dekat peserta akan diundang negara-negara luar negeri,” pungkasnya. (dei) Radar bogor